Monday, January 21, 2008

ASMA... dan Artikel penting mengenainya...

Sudah tiga hari ini, asmanya Shafa kambuh lagi... 
Padahal kalau dilihat dari Medic Recordnya, sejak bulan Agustus tahun lalu (2007) asmanya cuma kambuh 1 kali yaitu bulan November (pas bapak kena cacar air).

Duh... sedih deh... apalagi denger suara batuknya yang nggak berhenti-berhenti...
Ditambah whizzing-nya yang bikin dia susah tidur...

Hari Minggu kemarin, sudah ke Dokter Cheah (Peaditriciannya Shafa di sini), obatnya seperti biasa, cuma actifed untuk flunya, prednisolon untuk asmanya (cuma buat 3 hari), dan seretidebuat dipump lewat inhaler aerochamber, sama ampul combivent buat nebulizer di rumah 3 kali sehari. Gak ada antibiotik, karena memang nggak perlu, asma kan cuma alergi, kebetulan kalo dirunut penyebabnya, ternyata sepele banget... 

Hari Jum'at kemarin... Waktu di kelas, Shafa pindah duduk ke bangku yang posisinya tepat kena semburan AC secara langsung... yah... berhubung dia alergi dingin (yang disembur AC, yang kemungkinan besar mengandung partikel-partikel debu), pulangnya batuk-batuk, eh... malamnya langsung 'ngik-ngik' alias whizzing, alias asmanya kambuh.

Hmmmh.... sediiiih... deh kalo udah begini...
Kasihan dan gak tega aja lihat dia mesti batuk-batuk gak berhenti-berhenti ditambah sesak nafas, lagi...
Mau deh rasanya menggantikan penderitaannya... tapi ya... nggak mungkin...

Yah... ibu cuma bisa berdoa, semoga cepat sembuh ya sayang...
Jangan patah semangat, ya....


---------------------------------

Ceritanya, sambil sedih-sedih, sempet juga goggling...
Biarpun sudah hapal cangkem tentang teori penyakit asma (berhubung, sejak umur 3 bulan, Shafa sudah kena asma), tapi seneng aja dapet link ini...

http://www.medicastore.com/asma/tanya_jawab_asma.htm

Sekalian di copy paste artikelnya, semoga ada manfaat buat yang belum tau, yaaa....

 


Tanya Jawab dengan Ahli Penyakit Asma

Prof. DR. Dr. Heru Sundaru, Sp.PD, KAI merupakan ahlinya di bidang penyakit asma. Hal ini dibuktikan dengan disertasinya yang berkaitan dengan asma di Indonesia dan pidatonya mengenai kontrol asma pada upacara pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada bulan Januari 2007 lalu.

Di sela-sela kesibukannya sebelum menguji seorang dokter, Prof. Heru mau meluangkan waktunya untuk wawancara dengan medicastore.com di kantornya di Divisi Alergi dan Imunologi Klinik

FKUI/RSCM. Prof Heru bahkan memberikan bukunya yang berjudul “Asma, Apa dan Bagaimana Pengobatannya?”

BAGAIMANA TERJADINYA ASMA?

ASMA terjadi kalau ada faktor keturunan dan lingkungan. Keturunan disebabkan gen dan gen penyakit asma itu jumlahnya ratusan, sehingga gen penyebab asma sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Penyakit asma bukan karena satu faktor tapi banyak faktor yang diatur oleh gen.

APAKAH ASMA PENYAKIT YANG MENULAR?

Karena dalam keluarga dijumpai lebih dari seorang yang menderita asma, penyakit ini sering disangka penyakit menular. Asma bukan penyakit menular tapi penyakit keturunan. Tidak heran jika ibunya asma anaknya asma.

Namun, untuk mengetahui apakah asma yang diderita merupakan faktor keturunan itu sulit.

Biasanya ketahuan faktor keturunan dari wawancara dengan penderita yaitu sebanyak 31%. Tapi ingat bahwa asma tidak akan terjadi jika faktor lingkungannya tidak mendukung.

Penderita asma, belum tentu anaknya juga terkena asma. Jika anaknya dititipkan kepada orang lain yang lingkungannya berbeda, maka anaknya bisa tidak kena asma karena lingkungan dari kecil berpengaruh.

Di Indonesia jarang yang asma, anak-anak di Indonesia lebih sedikit yang asma dibandingkan di Australia, karena Australia (Inggris & Irlandia) paling tinggi di dunia karena pertama disebabkan oleh keturunan, yang kedua lingkungannya.

APAKAH YANG MENYEBABKAN TERJADINYA ASMA?

Asma banyak terjadi justru pada lingkungan yang bersih, ini yang disebut dengan hygiene theory. Sistem imunitas tidak terangsang karena tidak ada bakteri, jarang mendapat stimulasi, pemberian antibiotik, sangat bersih.

Sistem imunitas dibagi 2 yaitu TH1 dan TH2, dimana TH2 berkaitan dengan asma, dalam kehidupan sehari-hari bekerja seimbang. Ketika kena bakteri pada saat bayi sampai kurang 1 tahun seperti

TBC, infeksi lain, kotor maka TH1 lebih dirangsang. Sebaliknya, TH2 yang tinggi cenderung menjadi alergi dan asma.

Orang yang hidup di peternakan, sejak bayi sudah terekspose kotoran sapi dll, sehingga lebih kuat terhadap alergi meskipun rentan terhadap infeksi. Di Indonesia banyak yang penderita TBC, tapi jumlah penderita asma lebih kecil. Makin higienis, pendapatan bagus, penggunaan karpet, maka lebih banyak yang kena asma.

Kasus asma pada anak di Indonesia sedikit lebih tinggi dibandingkan pada dewasa. Kemudian akan hilang sebagian, dan akan muncul lagi setelah dewasa karena perjalanan alamiah.

BENARKAH ANTIBIOTIK MENCETUSKAN ASMA?

Dulu antibiotik disebut mencetuskan asma tapi akhir-akhir ini dibantah, justu karena asma diberi antibiotik (misal pada kasus influenza di Indonesia) seolah-olah menimbulkan asma, memicu asma.

BAGAIMANA MENGETAHU ALERGEN PENYEBAB ALERGI?

Untuk mengetahui alergen penyebab alergi dapat dilakukan tes alergi. Tes alergi ini dilakukan oleh dokter,dengan tujuan untuk mengetahui apakah penderita sensitif terhadap alergen tertentu. Jika hasilnya positif, perlu ditanyakan kepada orangnya apakah benar sensitif terhadap alergen tersebut. Tes alergi ini tidak menyakitkan dan biayanya sekitar Rp 350.000,-

BAGAIMANA CARA MENANGANI SERANGAN ASMA?

Pertama kenali serangan asma dahulu, bagaimana serangannya? Apakah tiba-tiba dada terasa sesak, mengi, batuk, biasanya ringan kemudian menjadi berat, inilah yang disebut dengan serangan asma.

Pengobatan berbeda tergantung beratnya, biasanya obat semprot lebih cepat. Obat golongan Beta-2 Agonis dan steroid lebih kuat. Sebaiknya gunakan obat semprot karena lebih aman. Obat yang diminum biasanya untuk pemeliharaan jangka panjang.

Untuk asma ringan cukup gunakan obat semprot golongan fentolin, bricasma, berotec (Beta-2 Agonis) kalau perlu, sedangkan asma persisten ringan harus minum obat bertahun-tahun setiap hari, meskipun tidak ada serangan seperti orang darah tinggi/diabetes (untuk maintenance) karena penyebabnya tidak ketahui.

ASMA, BISA SEMBUH ATAU PROBLEM SEUMUR HIDUP?

Asma tidak bisa sembuh, gejalanya saja yang bisa hilang dengan obat-obatan. Asma yang terkontrol bebas gejala, sehingga penderita bisa bebas beraktivitas seperti berenang, bekerja dan lain-lain.

ADAKAH KIAT-KIAT UNTUK MENGONTROL PENYAKIT ASMA?

Kiat untuk mengontrol asma dimana asma bukannya sembuh tapi terkontrol yaitu:

1. Kenali asma anda (jenis yang mana, ringan, dll)


2. Kenali pencetusnya, jika emosi maka atasi emosi, jika virus influenza maka perlu divaksinasi, jika obat maka hindari obat tersebut, jika makanan maka hindari makanan tersebut, jika debu rumah maka hindari debu rumah.


3. Kenali obat-obatan yang dipakai secara benar. Pakai obat yang disuruh dokter secara benar.Pastikan obat benar dan dosis benar.


4. Kontrol ke dokter jangan hanya lagi sesak, seperti servis mobil jangan tunggu rusak baru ke bengkel, lakukan perawatan terhadap badan sendiri.


5. Siapkan obat emergency untuk serangan di tengah malam.

Tuesday, January 15, 2008

Kisah dari Negeri Jiran (1)

Hampir dua tahun tinggal di negeri jiran, apalagi dalam kondisi perang dingin tidak resmi antar kedua negara, sejujurnya kadang menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi saya.

Apalagi, saya tinggal di sebuah kota kecil yang bukan tujuan wisata, yang otomatis relatif jarang menerima kedatangan wisatawan, membuat penduduk lokal relatif jarang berinteraksi dengan orang luar. Jangan ditanya soal keramah-tamahan, yang namanya sopan santunpun sangat sulit ditemukan di sini.

Beberapa kali, di awal-awal kedatangan saya di sini, sampai merinding-rinding rasanya ketika berbicara dengan penduduk lokal (yang kurang terpelajar, tentunya). Bayangkan, ketika saya datang ke sebuah supermarket (yang kebetulan lokasinya paling dekat dengan rumah), sang pelayan supermarket menjawab pertanyaan saya tentang letak suatu barang dengan menunjuk menggunakan 'KAKI'!
Merinding saya menahan tersinggung, tapi saya sadar, saya berada di negeri asing, biar bentuk wajah kita nggak jauh beda, adat istiadat belum tentu sama.
Bukankah ada pepatah 'Lain Lubuk Lain Ikannya' :-)

Semakin hari, awalnya saya semakin terkaget-kaget.
Maklum bahasa lokal yang mirip tapi beda dengan bahasa ibu saya (alias Indonesia) seringkali membuat beberapa kesalahpahaman. Sebagai contoh, dalam bahasa Indonesia, kata 'kamu' meskipun semua semua orang paham artinya, tapi relatif jarang digunakan kepada orang yang kita hargai.

Bayangkan bagaimana kagetnya anda, ketika seorang kasir supermarket yang lebih muda dari anda tiba-tiba memanggil
"Hai kamu! kamu! iya, kamu! bayar di sini saja!"
Maaaakkk....! gondokknya!!!!

Selama ini, dalam bahasa Indonesia, setidaknya wanita seusia saya akan disapa secara sopan dengan sebutan 'Bu' atau 'mbak'...
Tapi di sini, ternyata tidak berlaku ucapan-ucapan penghormatan seperti itu...
Saya harus pasrah menerima kenyataan dipanggil kamu oleh supir taksi, tukang jualan buah, tukang jualan ikan... yah... lagi lagi... Lain Lubuk Lain Ikannya, Lain Padang Lain Belalang!

Satu lagi yang paling mengganggu (dan yang satu ini memang tidak termaafkan), adalah kalau saya disapa dengan pertanyaan:
"Kamu Indon, kah???" biasanya yang bertanya sekaligus memasang mimik mendelik merendahkan.

Biasanya saya akan jawab dengan ketus, "Bukan, saya bukan Indon! Saya orang INDONESIA." dengan penekanan intonasi di ujung kata NESIA. "Indon itu tidak ada! Saya tidak tau apa itu Indon!"

Jangan ditanya berapa ratus kali dalam kurun waktu ini 2 tahun ini saya disapa dengan pertanyaan itu. Tapi setelah saya analisa, para pemberi pertanyaan itu rata-rata adalah tukang jualan di pasar, tukang potong rumput, pelayan kedai nasi lemak, dll. Hmmm... dapat saya benang merahnya...
Mereka memang bukan orang-orang terpelajar! maklumlah pemahamannya agak cekak sedikit... buat apa dilawan, bikin capek hati sendiri.

Beruntung suami saya, juga kedua anak saya, yang tidak perlu mendapat pertanyaan konyol seperti itu, karena suami dan anak saya bersosialisasi di lingkungan kantor dan sekolah yang otomatis well educated, jadi orang-orangnya jelas tau, apa itu INDONESIA.

Tidak seperti saya, seorang ibu rumah tangga, yang pergaulannya mau-nggak mau, nggak akan jauh-jauh dari pasar, supermarket, tukang sayur, tukang buah tukang ayam, tukang ikan... hehehehe....
Awal-awal saya nggak habis pikir, ada apa sih dengan kata 'Indon' kenapa mereka mesti mengucapkannya dengan intonasi menghina dan mimik merendahkan???
Oho... dalam waktu beberapa saat, saya dapatkan jawabannya...
Indon ternyata identik dengan "TKI" alias pekerja Indonesia.
Apa salahnya dengan pekerja Indonesia?
Ternyata sebagian mereka (orang-orang tidak terpelajar di sini) seolah memiliki trauma akan keberadaan TKI, karena dulu (entah sekarang) banyak yang masuk secara ilegal. Dan TKI Indonesia, memang sejujurnya rela dibayar lebih murah dan berkenan ditempatkan di sektor apapun, sehingga golongan pekerja lokal yang menuntut bayaran lebih tinggi merasa tersisihkan...
Oooo... itu, toh pointnya! Ngobrol dong ah...!!! :-D

Sayangnya gara-gara itu, mereka menganggap semua orang Indonesia adalah TKI. Kebetulan, keluarga saya, termasuk 2 keluarga lainnya, bisa dibilang pioneer profesional expat dari Indonesia yang ditempatkan di sini. Jadi mereka kira kami adalah TKI, yang bisa jadi ilegal juga... hahahaha.... yaaahh.... nasib yah nasiiib... inilah bangsaku di mata mereka...

Gak jarang lhooo... saya ditanya...
"Kamu Indon, lewat Ejen (=agen-red) mana? kerja ape sini? kedai kah atau kerja rumah? kamu ada paspor ke?"

Wadooow.... maaaakk.... segitunya....

Tapi yah.... lama-lama semua menjadi biasa...
Apalagi, pelan-pelan saya tau, selahnya.
Ada kata kunci sakti yang saya temukan, untuk membuat para relasi saya (maksudnya para pasar-er, supermarketer n tukang-tukanger) itu berbalik menjadi manis kepada saya!
Apa kata kuncinya???

Tak lain dan tak bukan adalah... "JAKARTA!!!" Lhooo... kok Jakarta, sih???
Iya, karena Jakarta bagi mereka tidak identik dengan TKI, melainkan identik dengan pemain sinetron!!! yang kaya, cantik-cantik ganteng-ganteng, keren dan glamour!! hahaha...

Jadi begitu saya bilang saya dari Jakarta, mereka langsung bersikap manis... dan ujung-ujungnya saya dititipi pesan...
"Bila kamu nak balek Jakarta? Boleh titip salam buat Agnes Monica?"
atau pernah juga..
"Kamu benar-benar orang Jakarta?? Oh... pantas tadi saya dengar kamu cakap macam Malin Kundang!" *sambil menatap kagum* "Kamu benar-benar Malin Kundang!!!"

Buset daaah... Malin Kundang! emangnya gue anak durhaka!!!??? hahaha ternyata, saudara-saudara, cakap macam Malin Kundang itu maksudnya ngomong pake kata 'ELU - GUE' kayak orang-orang di sinetron... hehehe kebetulan ybs baru mencuri dengar obrolan saya di telepon dengan seorang teman... yang memang menggunakan istilah istilah gaul Jakarta yang populer di sinetron itu.

Hahahahaha.... *gubraaakkk...*

Yang paling sering, malah saya dituduh...
Penuduh : "Kamu orang Jakarta? eng... Kamu yang suka main sinetron itu ya... ngg...." *sambil tersenyum senyum kagum*
Saya : "Ha??? Sinetron? Sinetron apaan??? Siapa?" *bengong abis*
Penuduh : "Ituuu... sinetron... 'DIA'... kamu Lulu Tobing, kan???"

Bwahahahahahaha....

Suami saya dooong langsung ganti nyengir mengejek... "Deu... Lulu Tobing nih yeee...."
Wakakak... sirik kali ya dia... hahaha...


Moral of the story : Saya orang Jakarta, bang... bukan Indon...