Monday, October 27, 2008

Chicken Pox... oh... Chicken Pox

Tulisan ini sebenarnya terinpirasi dari facebook status seorang kawan lama. Anak dan istri tercintanya baru saja terkena Chicken Pox, alias si Cacar Air. (Van... semoga Lya cepat sembuh yaaa).

Begitu membaca sang status, sambil ikut merasa prihatin, ingatan saya langsung terbang ke keadaan 10 bulan-an yang lalu, ketika suami dan kemudian berlanjut dengan saya sendiri terkena kunjungan virus nakal, si Varicella Zoster itu.

Teringat rasa tidak nyaman di seluruh badan saat itu, meskipun saya dan suami merasakan pengalaman yang berbeda saat mengalami penyakit ini.

Kalau sang bapak, agak parah, karena terlambat terdeteksi.
Maklum, kami berdua sama sekali belum pernah tahu tentang seluk beluk penyakit cacar air.


Gejala awalnya adalah muncul ruam merah yang basah, seperti jerawat yang pecah, tapi lembek. Semula saya kira itu jerawat yang pecah, tapi bentuknya lain, karena kesannya seperti bonyok. Mencurigakan!

Semula sang ruam cuma satu di pipi, karena bentuknya yang bonyok itu, kami pergi ke dokter keesokan harinya, dan setelah dokter memeriksa, baru diketahui ternyata sang ruam telah tumbuh cukup banyak di punggung.

Langsung deh dokter mendiagnosa sebagai cacar air. Itu belum seberapa, karena keesokannya bukan hanya muka dan punggung, tapi di seluruh tubuh si bapak bermunculan benjolan-benjolan berisi cairan bening yang kemudian meletus.... Jumlah ruam banyak sekali, sampai lebih dari 200 spot-an. Muka dan badannya sampai membengkak... serem banget, deh!.

Selain benjolan-benjolan mengerikan itu, badannya pun mengalami demam, tapi bukan pada hari pertama timbulnya ruam, melainkan di hari ke 3.
Panasnya sampai 40 der Celcius, dan berlangsung selama 4 malam. Selama 4 hari 4 malam itu juga, konon dia merasa sangat tidak nyaman... badan sakit semua, tulang-tulang rasanya remuk, dllsb.

Obat yang diberikan dokter : parasetamol (penurun panas), obat alergi (untuk mengurangi gatal di ruam-ruamnya), dan terakhir Zovirax (isinya asiklovir, ini obat antivirus, tapi ada kontroversi juga mengenai perlu tidak penggunaannya, dan secara teori, obat ini lebih efektif digunakan bila dimakan 24 jam setelah munculnya ruam pertama, sementara suami saya minumnya sudah hari ke 4).


Si bapak sembuh (dalam artian seluruh ruamnya sudah mengering, dan lepas dari kulit sehingga tidak berpotensi menularkan lagi) setelah 2 minggu.
Selama itu, tetap dianjurkan mandi pakai air hangat, dan ruamnya diberi calamine lotion untuk mengurangi gatal. Buat ruam yang terlanjur melepuh dan bernanah, diberi salep antibiotik.
Sampai 2 bulan setelah sembuh, di seluruh tubuh dan muka suami saya masih penuh dengan bintik-bintik hitam sisa cacar air....


Sementara saya, sebelum tertular tentunya sudah siap sedia (maklum, sudah tau ada kemungkinan akan terkena).
Saya sudah sempat browsing sana-sini, juga dengan cerewet bertanya-tanya pada dokter yang merawat si bapak.

Karenanya, begitu saya merasa tidak enak badan, saya langsung memeriksa kulit sekujur badan, pertama, saya menemukan spot bening dua buah di pusar.
Tanpa ditunda, pagi itu juga, saya langsung menemui dokter sebelum si spot pecah, dan diberi Zovirax, parasetamol, dan obat alergi juga.

Besoknya muncul sekitar 10 spot di muka (dihitung bo! secara, muka... gitu loh... asset... hehehehe)

Hmmm... sudah sempat misuh-misuh sama si bapak, kalo sampai nanti muka saya penuh spot kayak dia, saya bakal minta dana buat me- laser... hahahaha.... (padahal gak tau, dilaser itu diapain... kekekekek... biar gaya aja, saking takutnya).


Tapi alhamdulillah, sang spot yang di muka keesokan harinya menciut sendiri, dan hilang tanpa bekas. Dalam 4 hari, muka sayapun kembali mulus lus bin kinclong-clong... hehehe alhamdulillah.

Demam pun cuma 38.4 der Celcius, alias masih ringan dan cuma satu malam.

Badan juga nggak sakit-sakit amat.

Spot di tubuh cuma 2 yang di puser itu, terus satu lagi di paha. Itupun tidak sampai pecah, dan mengering dalam waktu kurang dari 1 minggu.


Saya sih menyimpulkan (kata dokter juga, sih... hehehe), ini efek Zovirax / nama generiknya : asiklovir (aciclovir) yang diminum tepat waktu (24 jam begitu spot pertama muncul).

Dan sang Zovirax tetap diminum sampai 2 Mingguan, untuk memastikan semua virusnya sudah mati dan nggak sembunyi di tubuh saya, untuk suatu saat muncul kembali dalam bentuk Herpes.

Karena menurut teorinya, kalau orang sudah sekali kena cacar air, dia nggak akan kena lagi, tapi akan ada kemungkinan terkena infeksi lanjutan berupa penyakit herpes zoster atau cacar ular, apabila suatu saat nanti kondisi fisik si mantan penderita cacar air ini lemah (karena terkadang si virus cacar air ini masih bersembunyi secara non aktif di dalam tubuh kita dan suatu saat bisa saja muncul kembali).



Dari hasil browsing sana-sini, saya juga dapati, bahwa tidak perlu takut, kena varicella zoster, karena seperti penyakit virus lainnya, sesungguhnya penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, asal kondisi fisik kita dijaga dengan baik...

Begitu pun bila kondisi fisik kita fit, meski ada sang virus yang bertebaran di udara, maka kita tidak akan begitu saja terinfeksi.


Karena itu, begitu tahu si bapak terinfeksi, langkah pertama yang saya lakukan adalah mengisolasi beliau dari anak-anak, serta menjaga kondisi fisik anak-anak dan saya sendiri agar tetap fit (tapi ini, yang susah... kalo anak-anak sih, alhamdulillah bisa, tapi saya? berhubung harus merawat yang sedang sakit... yang sebentar-sebentar mengeluh minta diperhatikan...) mau tidak mau, kondisi fisik saya agak drop juga...


Satu lagi, anak-anak untungnya telah saya bekali dengan alat tempur berupa “vaksinasi Cacar Air”.

Alhamdulillah, so far, IT’S REALLY WORK!

Mereka berdua sehat wal afiat, dan tidak ikut tertular....


Jadiii... buat yang punya anak kecil dan belum kena.... jangan ragu buat memberi mereka imunisasi, yaaa.... terbukti kok manfaatnya...



Ada hal yang lucu, sementara sebagian orang ada yang paranoid habis pada penyakit ini (bahkan ada yang sudah pernah terkena Herpes Zoster alias mbahnya cacar air, tapi masih parno ketularan cacar air), ternyata ada sebagian orang tua (beberapa tetangga orang bule di sekitar sini) malah berpendapat, mendingan anaknya ditularkan penyakit ini ketika kecil, karena serangan pada anak konon tidak seberat pada orang dewasa. Makanya waktu kami berdua sedang sakit, beberapa teman malah minta izin menitipkan anaknya supaya dapat imunisasi gratis dari si virus di rumah kami... Hahaha... ada-ada saja!

Tentu saja usulnya kami tolak mentah-mentah...

Gila aja, menularkan penyakit pada anak-anak tak berdosa....

Saya pribadi lebih setuju, anak-anak itu diberi vaksinasi, dapiada mengalami penderitaan cacar air seperti kami...


----


Catatan Ilmiah dari Situs Kesehatan


Kalau di atas, saya menuliskan pengalaman saya saat menjadi penderita cacar air, maka di bawah ini saya copy paste catatan ilmiah tentang cacar air ini.



Sebetulnya begitu kita meng-klik di google, dengan keywords cacar air, dalam sepersekian detik, akan muncul berbagai situs yang memberikan info soal penyakit ini, tapi untuk mempermudah, berhubung hampir semua isinya kurang lebih, ini saya copy paste-kan salah satu info dari Medicastore yaitu artikel ini yang menurut saya paling sederhana dan mudah dipahami bahasanya bagi orang awam seperti saya...





Apa yang itu Cacar Air???



NAMA

Cacar Air


DEFINISI

Cacar Air (Varisela, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.


PENYEBAB

Penyebabnya adalah virus varicella zoster.

Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit.

Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan).


Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.


GEJALA

Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi.

Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat.


24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.

Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.


Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala.

Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan vagina.

Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan.


Bisa terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian samping.


Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata.

Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus.



KOMPLIKASI

Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal.


Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah:

- Pneumonia karena virus

- Peradangan jantung

- Peradangan sendi

- Peradangan hati

- Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa)

- Ensefalitis (infeksi otak).


DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan ruam kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan keropeng).


PENGOBATAN

Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol


Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya:

- kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun

- menjaga kebersihan tangan

- kuku dipotong pendek

- pakaian tetap kering dan bersih.


Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin).

Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.

Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus asiklovir.


Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan Aspirin.

Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. adrenalinAsiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Asiklovir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam yang pertama.

Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin.


PENCEGAHAN

Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin.

Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster.


Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.


------


Hubungan Cacar air dengan Herpes Zoster


Secara tidak langsung, sambil membrowsing tentang cacar air, saya pun mendapat tambahan ilmu mengenai penyakit Herpes Zoster alias cacar ular yang nggak lain nggak bukan adalah Mbahnya si Chicken Pox.

Dari medicastore juga, di artikel ini, saya dapatkan info tentang Herpes Zoster ini.


Cacar Ular ???

Walaupun namanya cacar ular, penyakit ini tidak disebabkan oleh ular. Cacar ular adalah nama awam untuk penyakit Herpes Zoster. Penyakit ini merupakan bentuk reaktivasi penyakit cacar air (varisela) yang pernah diderita seseorang sebelumnya.


Perlu diketahui, bila seseorang terkena infeksi virus varisela-zoster untuk pertama kali, maka akan timbul penyakit cacar air.

Setelah sembuh, virus tersebut tidaklah musnah seluruhnya dari tubuh penderita, melainkan berdiam di dalam tubuh penderita, tepatnya di ganglion saraf tepi penderitanya.

Virus yang berdiam dalam tubuh penderita ini dapat sewaktu-waktu muncul kembali dan menyebabkan penyakit yang dinamai Herpes Zoster.


Walau di dalam tubuhnya terdapat virus ini, namun kebanyakan orang memang tidak mengalami penyakit Herpes Zoster. Hal ini disebabkan daya tahan tubuh yang baik yang dapat menekan virus ini berkembang. Sebaliknya, pada orang yang daya tahannya sedang menurun, tak jarang penyakit ini tiba-tiba muncul menyerang.


Gejala yang terjadi pada penyakit ini awalnya hampir sama dengan cacar air, yaitu terjadi demam dan badan terasa pegal-pegal. Selanjutnya sedikit berbeda dengan penyakit cacar air, walaupun virus penyebabnya sama. Pada Herpes Zoster, gelembung muncul dalam suatu kelompok yang menyerupai garis lebar dengan dasar kulit kemerahan, yang muncul dari bagian belakang tubuh dan menjalar ke arah depan pada salah satu sisi tubuh.

Mungkin karena gambaran kelainan yang seperti gambar ular ini, maka ada yang menemakannya cacar ular.

Sebenarnya gelembung ini bisa muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk wajah, namun yang paling sering adalah dari punggung ke bagian dada.


Ada mitos yang mengatakan, bila deretan gelembung muncul dari kedua sisi tubuh, dan kedua ujungnya bertemu, maka akan fatal akibatnya. Mitos ini tidaklah tepat, namun ada unsur benarnya juga. Yang jelas, deretan gelembung memang umumnya muncul hanya di salah satu sisi saja.

Bila sampai muncul di kedua sisi, berarti infeksi yang terjadi sangat berat, dan daya tahan tubuh penderita dalam keadaan sangat lemah dan buruk. Tentunya kondisi fisik yang demikian ini memang memiliki risiko yang bisa berakibat fatal.


Walaupun jarang, kasus seperti ini dapat dijumpai pada penderita yang mendapat terapi imunosupresan (penekanan sistem kekebalan tubuh) dosis tinggi dalam jangka panjang atau pada penderita HIV / AIDS.



-----------


Naaaah... dari info di atas, dapat disimpulkan,


1. Cacar air adalah penyakit yang datang hanya sekali seumur hidup, karena pada infeksi kedua, yang muncul bukanlah cacar air, melainkan Herpes Zoster (Cacar Ular).


2. Semua yang pernah terkena cacar air, harus terus menjaga kondisi kesehatannya, karena bila kondisi mereka menurun, sang virus Varicella Zoster yang tertidur di tubuhnya akan muncul dalam bentuk cacar ular alias Herpes Zoster.


3. Orang yang pernah menderita Herpes Zoster, berarti sadar maupun tidak, telah pernah mengalami cacar air di masa sebelumnya... jadi... gak usah takut lagi tertular penyakit 'cucu'nya itu.... karena sesungguhnya, dalam tubuhnya sendiri, telah bercokol virus Varicella zoster dalam bentuk yang tidak aktif.

Yang penting selalu menjaga kondisi tubuh agar senantiasa fit, sehingga si Varicella tidak aktif dan mejeng kembali dalam bentuk Herpes Zoster berikutnya...

-----



Yah.... ini yang bisa saya share kali ini, kalau ada yang ingin mengkoreksi atau menambahkan, silahkan yaaa.... mari kita belajar dan berbagi ilmu bersama....